BANJIR,SISWA,PERALATAN SEKOLAH 9C30SITI FATIMAH
JAKARTA ,KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Jumat (25/1/2013), memberikan bantuan kepada para siswa yang tidak bisa bersekolah karena menjadi korban banjir. Bantuan diberikan dalam bentuk paket kebutuhan sekolah dan mengirimkan guru-guru ke tempat pengungsian.
Dalam keterangan persnya, petugas Humas Komando Tanggap Darurat Bencana Banjir Provinsi DKI Jakarta 2013 Eko Hariadi mengatakan, sebanyak 330 paket kebutuhan sekolah telah diberikan kepada siswa korban banjir di tempat pengungsian. Sementara itu, Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Agus Suradika mengatakan bahwa banyak anak usia sekolah yang menjadi korban banjir. Mereka terpaksa mengungsi dan tidak bersekolah.
"Agar setelah banjir mereka tetap bisa bersekolah, kita memberikan bantuan paket kebutuhan sekolah," kata Agus.
Setiap paket bantuan itu terdiri dari seragam, tas, sepatu, dan alat tulis sekolah untuk menggantikan peralatan sekolah yang tidak sempat diselamatkan pada saat banjir. Untuk sementara, paket bantuan itu diberikan kepada pengungsi di Bidara Cina, Jakarta Timur. Agus mengatakan akan segera menyalurkan bantuan serupa untuk siswa korban banjir di tempat lain.
Selain memberikan bantuan berupa paket alat sekolah, Pemprov DKI juga akan mengirimkan guru-guru sekolah ke tempat-tempat pengungsian. Guru-guru tersebut merupakan pengajar di sekolah yang masih tutup akibat tergenang banjir. Mereka datang mengunjungi siswa didiknya yang masih berada di tempat pengungsian.
"Di daerah pengungsian, kita upayakan guru datang. Kita minta sudin (suku dinas, red) bersama kepala sekolah mengirim tenaga pendidik, walaupun belajar tidak terstruktur seperti di sekolah. Yang dituju aspek psikologis," kata Agus.
Ia mengatakan, sampai saat ini proses belajar-mengajar di sekolah masih terus berjalan, meskipun beberapa sekolah di antaranya masih terendam banjir dan dijadikan tempat pengungsian. "Perkembangan terakhir beberapa sekolah sudah mulai aktivitas. Bahkan di SMK 53, walaupun dipakai sebagai tempat pengungsian, tapi proses belajar tetap berlangsung," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar