9H23 NUFIKH ANFITAHIYA
Sejenak lupakanlah banjir yang membuat Jakarta terasa buram lagi muram. Air, hujan, dan sungai tak sepantasnya dianggap musuh bersama. Yuk, ah, nikmati akhir pekan bersantai di dekat sungai. Dengarkan gemercik suara air, rasakan kesejukan alam sekitarnya.
Lokasi asyik yang dicari-cari itu ternyata tak jauh. Tepatnya di tepi Sungai Cikeas, yaitu di tempat makan unik Eat n Eat Ah-Poong (Pasar Apung) Sentul City, Bogor, 1-1,5 jam berkendara dengan mobil dari pusat Jakarta. Keluar dari Pintu Tol Sentul City, ikuti petunjuk arah hingga sampai di lahan parkir di tempat makan di tepi sungai tepat di samping Ecoartpark.
Sejak dibuka pada Desember 2012, pengunjung Ah-Poong selalu membeludak, khususnya pada hari libur. Sabar saja kalau sedikit sesak saat mencari parkir mobil.
Kalau perut masih bisa diajak kompromi, meninggalkan mobil di area parkir di Mal Belanova yang tak jauh dari pintu tol bisa menjadi pilihan bijak. Dari mal ini, ada akses langsung ke Ah-Poong sembari menyusuri Ecoartpark yang berisi taman-taman dengan tema tertentu. Perjalanan yang cukup memakan waktu tetapi menyenangkan dijamin bakal menambah semangat bersantap lahap.
Jembatan gantung, baik dari Ecoartpark maupun dari lahan parkir di depan Pasar Apung, menjadi sarana bagi pengunjung yang hendak bersantap. Jembatan gantungnya saja sudah membuat pengunjung terpikat. Jembatan seperti ini jelas sulit ditemukan di tempat makan lain di Jakarta dan sekitarnya.
Dari atas jembatan gantung, tempat makan ini langsung mencuri perhatian. Sebuah bangunan terbuka dengan atap berkerangka besi berisi deretan kios berada tepat di tepi Sungai Cikeas. Bendera warna-warni menjulang ke arah sungai menambah kesan semarak.
Di kanan-kiri dan bagian belakang Ah-Poong tampak hijau oleh rimbunnya pohon. Sungai tepat di depan Ah-Poong telah dibenahi. Turap beton membentengi bantaran di sisi kiri dan kanan. Namun, ada ruang mencukupi bagi pengunjung untuk bersantap sambil melihat langsung kondisi sungai tanpa terhalangi.
Kondisi alami Sungai Cikeas masih bisa dilihat dari atas jembatan gantung. Tinggal tengok saja ke arah luar kawasan Ah-Poong. Meski tidak selebar yang di dalam kawasan Ah-Poong, Sungai Cikeas yang melewati Sentul ini tergolong alami terlihat dari rimbun tanaman di tepinya.
Di dalam kawasan Ah-Poong, aliran sungai dikelola baik sehingga sampah dan kotoran lain tidak turut masuk. Pengelola menyiapkan perahu-perahu kayu yang dapat dinaiki pengunjung secara gratis dan dioperasikan oleh petugas khusus.
Terkenang atas suasana pasar apung di Bangkok, Thailand, atau di Vietnam? Suasana yang sama juga membuka ingatan atas pasar apung di Banjarmasin, Kalimantan. Bisa jadi, karena di Ah-Poong menurut rencana juga akan dijajakan sayur-mayur dan buah-buahan menggunakan perahu.
Saatnya makan
Begitu asyiknya menikmati suasana, tak terasa ”gerbong” tengah ternyata sudah meraung-raung minta diisi.
Lagi-lagi harus berlapang hati jika mau bersantap di Ah-Poong saat hari libur. Antrean panjang terjadi hampir di semua gerai makan dan minuman. Menu-menu mulai nasi gudeg, nasi bakar, sampai menu impor seperti bebek peking ada di sini.
”Paling enak, kalau mendung begini, ya soto,” ucap Ridho, salah seorang pengunjung yang langsung menuju kios Soto Mi Bogor di Ah-Poong, Sabtu (19/1).
Namun, berdesak-desakan antre makanan dan cukup berkeringat setelah berkeliling memberikan cukup alasan untuk mencicipi berjenis-jenis es di kios bertajuk bar.ten.der.
Soal es, banyak pengunjung yang terjerat dengan berbagai variasi es serut yang disajikan.
”Saya lupa namanya. Pokoknya menggunung di mangkok dan enak sekali. Warnanya hijau karena memang katanya rasa green tea. Kemudian ada tambahan buah-buahannya,” cerita Asih, pekerja di sebuah sekolah swasta di Jakarta Pusat.
Seusai santap makanan berat, tak ada salahnya memesan kudapan pisang goreng, risoles, tahu, dan banyak lagi dengan secangkir kopi.
Orangtua atau pengasuh bisa membawa anak-anak balita mencoba ayunan dari bambu yang berjajar di bagian belakang tempat makan.
Bersepeda
Menikmati sungai juga tak harus berperahu. Cobalah ke Kanal Timur di Jakarta Timur. Kanal yang memanjang dari Cipinang Besar Selatan di Jalan Basuki Rahmat, Jalan Kolonel Sugiono, Jalan Jenderal Polisi R Sukamto, Pondok Kopi/Malakasari, hingga Marunda telah dilengkapi jalur sepeda dan taman di tepi kanan kirinya.
Di antara Jalan Basuki Rahmat hingga Malakasari, jalur sepeda sudah amat nyaman dilalui. Impian warga Jakarta memiliki sungai yang bersih, lebar, dan tepiannya cukup hijau serta bebas bangunan sedikit banyak terealisasi di Kanal Timur ini.
Tempat lain yang menawarkan sungai sebagai daya tarik wisata adalah Taman Wisata Matahari di kawasan Puncak, Bogor. Berbagai permainan di kolam buatan maupun berperahu di Sungai Ciliwung ditawarkan pengelola. Banyak juga gerai penjual makanan di sini. Taman Wisata Matahari kini menjadi salah satu tempat wisata paling laris di Puncak. Jelas sudah, sungai memang bagian dari kehidupan manusia dan selalu dirindukan.
Sejak dibuka pada Desember 2012, pengunjung Ah-Poong selalu membeludak, khususnya pada hari libur. Sabar saja kalau sedikit sesak saat mencari parkir mobil.
Kalau perut masih bisa diajak kompromi, meninggalkan mobil di area parkir di Mal Belanova yang tak jauh dari pintu tol bisa menjadi pilihan bijak. Dari mal ini, ada akses langsung ke Ah-Poong sembari menyusuri Ecoartpark yang berisi taman-taman dengan tema tertentu. Perjalanan yang cukup memakan waktu tetapi menyenangkan dijamin bakal menambah semangat bersantap lahap.
Jembatan gantung, baik dari Ecoartpark maupun dari lahan parkir di depan Pasar Apung, menjadi sarana bagi pengunjung yang hendak bersantap. Jembatan gantungnya saja sudah membuat pengunjung terpikat. Jembatan seperti ini jelas sulit ditemukan di tempat makan lain di Jakarta dan sekitarnya.
Dari atas jembatan gantung, tempat makan ini langsung mencuri perhatian. Sebuah bangunan terbuka dengan atap berkerangka besi berisi deretan kios berada tepat di tepi Sungai Cikeas. Bendera warna-warni menjulang ke arah sungai menambah kesan semarak.
Di kanan-kiri dan bagian belakang Ah-Poong tampak hijau oleh rimbunnya pohon. Sungai tepat di depan Ah-Poong telah dibenahi. Turap beton membentengi bantaran di sisi kiri dan kanan. Namun, ada ruang mencukupi bagi pengunjung untuk bersantap sambil melihat langsung kondisi sungai tanpa terhalangi.
Kondisi alami Sungai Cikeas masih bisa dilihat dari atas jembatan gantung. Tinggal tengok saja ke arah luar kawasan Ah-Poong. Meski tidak selebar yang di dalam kawasan Ah-Poong, Sungai Cikeas yang melewati Sentul ini tergolong alami terlihat dari rimbun tanaman di tepinya.
Di dalam kawasan Ah-Poong, aliran sungai dikelola baik sehingga sampah dan kotoran lain tidak turut masuk. Pengelola menyiapkan perahu-perahu kayu yang dapat dinaiki pengunjung secara gratis dan dioperasikan oleh petugas khusus.
Terkenang atas suasana pasar apung di Bangkok, Thailand, atau di Vietnam? Suasana yang sama juga membuka ingatan atas pasar apung di Banjarmasin, Kalimantan. Bisa jadi, karena di Ah-Poong menurut rencana juga akan dijajakan sayur-mayur dan buah-buahan menggunakan perahu.
Saatnya makan
Begitu asyiknya menikmati suasana, tak terasa ”gerbong” tengah ternyata sudah meraung-raung minta diisi.
Lagi-lagi harus berlapang hati jika mau bersantap di Ah-Poong saat hari libur. Antrean panjang terjadi hampir di semua gerai makan dan minuman. Menu-menu mulai nasi gudeg, nasi bakar, sampai menu impor seperti bebek peking ada di sini.
”Paling enak, kalau mendung begini, ya soto,” ucap Ridho, salah seorang pengunjung yang langsung menuju kios Soto Mi Bogor di Ah-Poong, Sabtu (19/1).
Namun, berdesak-desakan antre makanan dan cukup berkeringat setelah berkeliling memberikan cukup alasan untuk mencicipi berjenis-jenis es di kios bertajuk bar.ten.der.
Soal es, banyak pengunjung yang terjerat dengan berbagai variasi es serut yang disajikan.
”Saya lupa namanya. Pokoknya menggunung di mangkok dan enak sekali. Warnanya hijau karena memang katanya rasa green tea. Kemudian ada tambahan buah-buahannya,” cerita Asih, pekerja di sebuah sekolah swasta di Jakarta Pusat.
Seusai santap makanan berat, tak ada salahnya memesan kudapan pisang goreng, risoles, tahu, dan banyak lagi dengan secangkir kopi.
Orangtua atau pengasuh bisa membawa anak-anak balita mencoba ayunan dari bambu yang berjajar di bagian belakang tempat makan.
Bersepeda
Menikmati sungai juga tak harus berperahu. Cobalah ke Kanal Timur di Jakarta Timur. Kanal yang memanjang dari Cipinang Besar Selatan di Jalan Basuki Rahmat, Jalan Kolonel Sugiono, Jalan Jenderal Polisi R Sukamto, Pondok Kopi/Malakasari, hingga Marunda telah dilengkapi jalur sepeda dan taman di tepi kanan kirinya.
Di antara Jalan Basuki Rahmat hingga Malakasari, jalur sepeda sudah amat nyaman dilalui. Impian warga Jakarta memiliki sungai yang bersih, lebar, dan tepiannya cukup hijau serta bebas bangunan sedikit banyak terealisasi di Kanal Timur ini.
Tempat lain yang menawarkan sungai sebagai daya tarik wisata adalah Taman Wisata Matahari di kawasan Puncak, Bogor. Berbagai permainan di kolam buatan maupun berperahu di Sungai Ciliwung ditawarkan pengelola. Banyak juga gerai penjual makanan di sini. Taman Wisata Matahari kini menjadi salah satu tempat wisata paling laris di Puncak. Jelas sudah, sungai memang bagian dari kehidupan manusia dan selalu dirindukan.
Sumber:KOMPAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar