MAJELIS TINGGI AKAN BAHAS MASA DEPAN KETUA UMUM DEMOKRAT
JAKARTA, KOMPAS.com — Masa depan kepemimpinan Partai
Demokrat akan dibahas oleh Majelis Tinggi Partai Demokrat di kediaman
Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono di Puri Cikeas, Bogor,
Minggu (24/2/2013). Pembahasan akan dilakukan setelah Anas Urbaningrum
menyatakan mundur sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
"Sekarang
ada kevakuman posisi ketua umum. Karena itu, Majelis Tinggi akan rapat
besok mencari jalan keluar," kata Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP
Demokrat I Gede Pasek Suardika di Kantor DPP Demokrat di Jakarta, Sabtu
(23/2/2013).
Sebelumnya, Anas menyatakan mundur sebagai ketua umum setelah ditetapkan tersangka dalam kasus dugaan korupsi proyek Hambalang oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Pasek
mengatakan, pembahasan di Majelis Tinggi akan disesuaikan dengan
anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) Demokrat. Selain itu, akan
dilihat pula Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai
Politik dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan
Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD. Kedua UU itu perlu dilihat lantaran
pemimpin parpol akan berkaitan dengan administrasi di Pemilu 2014.
Pasek
menambahkan, Majelis Tinggi Demokrat akan membahas apakah melakukan
perlu kongres luar biasa (KLB) untuk melakukan pergantian ketua umum,
hanya menunjuk penjabat sementara sampai digelarnya kongres 2015,
atau Majelis Tinggi mengambil alih partai.
"Pasti akan dicari
jalan keluarnya. Kita tunggu saja. Kami harapakan seluruh kader Demokrat
tidak panik, tenang, tunggu Majelis Tinggi besok," kata Ketua Komisi
III DPR itu.
Sebelumnya, Anas mengaku memiliki standar etika yang
selalu dipegangnya. Jika ditetapkan tersangka, Anas mengaku memang akan
mengundurkan diri sebagai ketua umum. Kebetulan, kata Anas, standar
etika itu sejalan dengan pakta integritas yang dibuat oleh Majelis
Tinggi Demokrat. Pakta integritas itu sudah ditandatangani Anas pada 14
Februari lalu.
"Dengan atau tanpa pakta integritas itu, standar
etik pribadi saya katakan hal seperti itu. Saya berhenti sebagai Ketua
Umum Partai Demokrat," kata Anas.
Dengan pengunduran diri Anas,
dengan demikian Majelis Tinggi Demokrat tinggal delapan orang. Mereka
adalah SBY, Wakil Ketua Dewan Pembina Marzuki Alie, Sekretaris Dewan
Pembina Jero Wacik, Sekretaris Dewan Kehormatan TB Silalahi, dua Wakil
Ketua Umum DPP Max Sopacua dan Jhonny Alen, Sekretaris Jenderal DPP Edhi
Baskoro Yudhoyono, dan Direktur Eksekutif DPP Toto Riyanto.
SUMBER:KOMPAS.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar