9G33 SAMINA
BRISTOL, KOMPAS.com – Dinosaurus dikenal sebagai fauna purba yang memiliki leher begitu panjang. Golongan sauropoda memiliki panjang leher mencapai 15 meter, enam kali lebih panjang dari leher jerapah.
Ilmuwan bertanya-tanya, mengapa sauropoda bisa memiliki leher panjang ekstrem dan tak proporsional itu.
Sebuah penelitian yang dilakukan Michael Taylor, seorang paleontolog vertebrata dari University of Bristol, Inggris, berhasil mengungkap rahasia leher panjang yang dimiliki kelompok sauropoda tersebut.
Berdasarkan hasil riset itu, terungkap bahwa salah satu yang mendukung berkembangnya leher panjang pada sauropoda adalah tulang leher yang berongga.
Tak cuma itu, perkembangan leher panjang pada sauropoda juga didukung oleh susunan tulang kerangka (torso), struktur tulang, posisi otot, tendon serta ligamen yang dimiliki hewan purba tersebut.
Bentuk torso Sauropoda yang sangat besar dan berkaki empat membantu binatang itu menjaga kestabilan leher mereka.
Bentuk tubuh yang kokoh dan stabil membuat Sauropoda bisa menopang leher sepanjang 15 meter. Berbeda dengan jerapah, binatang dengan leher terpanjang saat ini. Leher sepanjang 2,4 meter merupakan panjang maksimum yang bisa ditopang oleh torsonya yang kecil.
Jumlah tulang leher Sauropoda bisa mencapai 19 buah. Jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan jumlah tulang leher yang dimliki mamalia saat ini yang umumnya tidak lebih dari tujuh.
Analisis mengungkap bahwa struktur tulang Sauropoda sangat ringan. Ilmuwan menduga, tulang sauropoda sama ringannya dengan tulang burung saat ini. Sebanyak 60 persen dari tulang Sauropoda terdiri dari rongga udara.
Hal lain yang mendukung adalah susunan otot, tendon, dan ligamen di leher binatang purba tersebut.
Berbeda dengan pterosaurus jenis Arambourgiania yang memiliki kepala relatif besar dan paruh menyerupai tombak untuk menangkap mangsa, sauropoda memiliki kepala yang kecil. Dengan demikian, mereka mudah untuk menyokong leher panjang.
Selain itu, dinosaurus ini tidak mengunyah makanan mereka. Sauropoda langsung menelan makanannya dan membiarkan organ pencernaan yang mengolahnya.
“Seluruh bagian kepala Sauropoda seolah bagian mulut mereka. Titik pertemuan tulang rahangnya terletak dibagian tengkorang paling belakang, mereka juga tidak punya tulang pipi. Bentuk kepala mereka sangat mirip dengan bentuk kepala Pac Man,” kata Mathew Wedel, peneliti di Western University of Health Sciences di Pomona, California, kepada Livescience hari Sabtu (23/02/2013).
Lalu, apa gunanya leher panjang itu? Ada beberapa teori yang menjelaskannya namun jawab pastinya belum diketahui.
Beberapa ilmuwan menilai, sauroposa memakan daun di tumbuhan tinggi seperti jerapah saat ini. Karenanya, leher panjang dibutuhkan. Ilmuwan lain beranggapan, leher panjang berfungsi seperti angsa, membantu sauropoda menjangkau makanan di depannya lebih jauh.
Selain soal jangkauan makanan, ada pula ilmuwan yang berpandangan bahwa leher panjang atraktif secara seksual. Oleh sebab itu, sauropoda mengembangkannya.
Hasil penelitian Taylor dan Wedel ini telah dipublikasikan di Journal PeerJ secara online pada 12 Februari 2013.
Ilmuwan bertanya-tanya, mengapa sauropoda bisa memiliki leher panjang ekstrem dan tak proporsional itu.
Sebuah penelitian yang dilakukan Michael Taylor, seorang paleontolog vertebrata dari University of Bristol, Inggris, berhasil mengungkap rahasia leher panjang yang dimiliki kelompok sauropoda tersebut.
Berdasarkan hasil riset itu, terungkap bahwa salah satu yang mendukung berkembangnya leher panjang pada sauropoda adalah tulang leher yang berongga.
Tak cuma itu, perkembangan leher panjang pada sauropoda juga didukung oleh susunan tulang kerangka (torso), struktur tulang, posisi otot, tendon serta ligamen yang dimiliki hewan purba tersebut.
Bentuk torso Sauropoda yang sangat besar dan berkaki empat membantu binatang itu menjaga kestabilan leher mereka.
Bentuk tubuh yang kokoh dan stabil membuat Sauropoda bisa menopang leher sepanjang 15 meter. Berbeda dengan jerapah, binatang dengan leher terpanjang saat ini. Leher sepanjang 2,4 meter merupakan panjang maksimum yang bisa ditopang oleh torsonya yang kecil.
Jumlah tulang leher Sauropoda bisa mencapai 19 buah. Jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan jumlah tulang leher yang dimliki mamalia saat ini yang umumnya tidak lebih dari tujuh.
Analisis mengungkap bahwa struktur tulang Sauropoda sangat ringan. Ilmuwan menduga, tulang sauropoda sama ringannya dengan tulang burung saat ini. Sebanyak 60 persen dari tulang Sauropoda terdiri dari rongga udara.
Hal lain yang mendukung adalah susunan otot, tendon, dan ligamen di leher binatang purba tersebut.
Berbeda dengan pterosaurus jenis Arambourgiania yang memiliki kepala relatif besar dan paruh menyerupai tombak untuk menangkap mangsa, sauropoda memiliki kepala yang kecil. Dengan demikian, mereka mudah untuk menyokong leher panjang.
Selain itu, dinosaurus ini tidak mengunyah makanan mereka. Sauropoda langsung menelan makanannya dan membiarkan organ pencernaan yang mengolahnya.
“Seluruh bagian kepala Sauropoda seolah bagian mulut mereka. Titik pertemuan tulang rahangnya terletak dibagian tengkorang paling belakang, mereka juga tidak punya tulang pipi. Bentuk kepala mereka sangat mirip dengan bentuk kepala Pac Man,” kata Mathew Wedel, peneliti di Western University of Health Sciences di Pomona, California, kepada Livescience hari Sabtu (23/02/2013).
Lalu, apa gunanya leher panjang itu? Ada beberapa teori yang menjelaskannya namun jawab pastinya belum diketahui.
Beberapa ilmuwan menilai, sauroposa memakan daun di tumbuhan tinggi seperti jerapah saat ini. Karenanya, leher panjang dibutuhkan. Ilmuwan lain beranggapan, leher panjang berfungsi seperti angsa, membantu sauropoda menjangkau makanan di depannya lebih jauh.
Selain soal jangkauan makanan, ada pula ilmuwan yang berpandangan bahwa leher panjang atraktif secara seksual. Oleh sebab itu, sauropoda mengembangkannya.
Hasil penelitian Taylor dan Wedel ini telah dipublikasikan di Journal PeerJ secara online pada 12 Februari 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar