Senin, 25 Februari 2013

Bekerja di Ruangan Ber-AC Itu Kurang Menyehatkan

Bekerja di Ruangan Ber-AC Itu Kurang Menyehatkan

      
 9G21 Lulu Nurjanah


          Bekerja di tempat berpendingin udara (AC) dalam jangka waktu lama setiap harinya, bisa berakibat fatal untuk kesehatan. Sebab, justru bekerja dengan kondisi udara sejuk ini akan memicu masalah yang berhubungan pernapasan dan kulit. Risiko ini meningkat lebih tinggi saat Anda berada di ruangan ber-AC selama lebih dari 9 jam setiap harinya.
                Serangan utama akan menghampiri bagian paru-paru dan saluran pernapasan. Orang yang terlalu lama di dalam ruang AC setiap harinya, diketahui sebagian mereka mengalami infeksi pernapasan. Gangguan lainnya adalah sering merasa sakit kepala, tenggorokan gatal, hingga gejala flu. Udara dingin AC turut memicu pengeringan selaput lendir di saluran hidung dan mulut. Padahal, kelembaban diperlukan oleh membran sinus dan tenggorokan menjalankan fungsi kekebalan tubuh.
              Perlu Anda tahu, pemakaian AC bukan berarti udara bakal benar-benar segar. Sebenarnya  banyak bakteri yang masih terperangkap di ruang AC jika tidak rajin dibersihkan. Selain itu, ventilasi dari lubang AC memicu perkembangbiakan jamur karena dingin dan lembab.
              Sebaliknya, bekerja di tempat non-AC  atau berada di area terbuka malah lebih menyehatkan. Sebuah studi mengatakan, berada di lingkungan terbuka akan memperkuat kekebalan tubuh. Ketika sel-sel darah putih harus melawan bakteri, mereka memerlukan pasokan oksigen bebas dan segar. Selain itu, oksigen dari udara bebas lebih bersahabat dengan tekanan darah dan denyut jantung. Oksigen segar turut mempengaruhi hormon serotonin yang membuat pikiran tenang. Tidak heran, jika Anda menghirup udara pegunungan yang sejuk, maka pikiran Anda menjadi rileks. Udara segar ikut pula membantu saluran udara paru-paru membesar.
             Satu lagi kerugian berada di ruang AC. Paparan udara dingin AC akan merusak kulit. Kekenyalan kulit akan menurun, sehingga lebih mudah berkeriput. Kulit juga lebih mudah gatal dan bersisik. Udara AC memicu pula terjadinya dermatitis dan eksim. Kualitas udara AC hanyalah udara kering yang di daur ulang. Oleh karena itu, jika dalam ruang AC tidak diikuti dengan cukup minum, kulit segera terasa kering.
Sekali  pun alat AC sudah dipasang filter, tidak menjamin bakteri dan jamur tidak hinggap. Perawatan rutin mesti dilakukan untuk membersihkan filter dari kotoran. Minimal, AC harus dibersihkan sebulan sekali.
“Ketika tukang reparasi AC tiba, pastikan dia menggunakan larutan kimia anti-jamur daripada menggunakan vakum sederhana dan sikat yang hanya akan melonggarkan cetakan,” kata Dr Gauri Mankekar, konsultan bedah ENT di Hinduja Hospital, seperti dikutip Times of India.

source: sidomi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar