9f31 SRI ANFERAWATI
DEMAK, KOMPAS.com -- Wabah chikungunya melanda Desa Pilangrejo, Kecamatan Wonosalam, Demak. Penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti tersebut menyerang 18 warga yang tinggal di Dukuh Purwosari dan Drono.
Demam akibat chikungunya tidak hanya menimpa anak anak, tetapi juga menjangkiti para orang tua dan remaja. Rata-rata mereka mengeluhkan panas dan nyeri pada persendian, dan terdapat bintik-bintik merah pada tubuh.
"Dari hasil diagnosa dokter puskesmas, warga terkena chikungunya," terang Kepala Desa Pilangrejo, Sugiman, Kamis (28/2/2013).
Penyakit chikungunya awalnya diderita oleh Haryanto (40), warga Dukuh Drono RT 5 RW 1, kemudian dengan cepat menular ke warga lainnya.
Mengantisipasi meluasnya wabah chikungunya, pemerintah desa setempat menggerakkan warga agar melakukan kegiatan bersih lingkungan, terutama pemberantasan sarang nyamuk.
"Kami sudah melakukan sosialisasi kepada warga agar berhati-hati terhadap penyakit chikungunya. Jika mengalami gejala chikungunya, segera periksa ke dokter," tandas Kades Sugiman.
Salah satu warga, Eni Sulistyorini (41) mengaku sudah sebulan menderita penyakit chikungunya, namun belum juga sembuh.
"Seluruh tubuh rasanya nyeri, sendi pada tangan dan kaki bengkak semua, kalau berjalan rasanya sakit," kata Eni.
Secara terpisah, petugas Puskesmas Wonosalam, Mega Puspita mengatakan, dari sampel 16 rumah warga yang diteliti, ternyata 12 di antaranya terdapat jentik nyamuk Aedes Aegypti.
"Chikungunya tidak menyebabkan kematian, tapi cepat menyebar dan menular," tandas Mega Puspita.
Demam akibat chikungunya tidak hanya menimpa anak anak, tetapi juga menjangkiti para orang tua dan remaja. Rata-rata mereka mengeluhkan panas dan nyeri pada persendian, dan terdapat bintik-bintik merah pada tubuh.
"Dari hasil diagnosa dokter puskesmas, warga terkena chikungunya," terang Kepala Desa Pilangrejo, Sugiman, Kamis (28/2/2013).
Penyakit chikungunya awalnya diderita oleh Haryanto (40), warga Dukuh Drono RT 5 RW 1, kemudian dengan cepat menular ke warga lainnya.
Mengantisipasi meluasnya wabah chikungunya, pemerintah desa setempat menggerakkan warga agar melakukan kegiatan bersih lingkungan, terutama pemberantasan sarang nyamuk.
"Kami sudah melakukan sosialisasi kepada warga agar berhati-hati terhadap penyakit chikungunya. Jika mengalami gejala chikungunya, segera periksa ke dokter," tandas Kades Sugiman.
Salah satu warga, Eni Sulistyorini (41) mengaku sudah sebulan menderita penyakit chikungunya, namun belum juga sembuh.
"Seluruh tubuh rasanya nyeri, sendi pada tangan dan kaki bengkak semua, kalau berjalan rasanya sakit," kata Eni.
Secara terpisah, petugas Puskesmas Wonosalam, Mega Puspita mengatakan, dari sampel 16 rumah warga yang diteliti, ternyata 12 di antaranya terdapat jentik nyamuk Aedes Aegypti.
"Chikungunya tidak menyebabkan kematian, tapi cepat menyebar dan menular," tandas Mega Puspita.
SUMBER:KOMPAS.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar