Kamis, 28 Februari 2013

Bocah SD Ini Dilarang Gunakan Toilet Perempuan karena Transgender

9D07 DINI LISDAYANTI

Coy Mathis terlahir sebagai kembar tiga yang mana semuanya laki-laki. Namun ia memiliki perilaku sebagai perempuan yang membuatnya jadi transgender. Sayangnya, transgender ini membuatnya dilarang menggunakan toilet perempuan di sekolah dasarnya.

Coy sudah berperilaku seperti perempuan sejak usia 18 bulan. Ketika saudara laki-lakinya bermain dinosaurus, Coy justru senang bermain boneka Barbie. Hingga saat ia berusia 4 tahun, Coy mengatakan pada ibunya bahwa ada sesuatu yang salah dengan tubuhnya dan ia pun menjadi seorang transgender.

Keluarga Mathis telah lama berjuang agar bisa mendapatkan identifikasi gender bagi Coy. Ketika Coy mulai mengeluh tentang sesuatu yang salah di tubuhnya, orang tua membawanya ke dokter spesialis.

Coy didiagnosis memiliki gangguan identitas gender, dan dokter merekomendasikan belum ada intevensi medis yang perlu dilakukan, tapi membiarkan ia hidup sebagai seorang perempuan.

Sejak TK, Coy sudah menggunakan fasilitas untuk perempuan, ketika orang tua memberitahukan hal ini ke sekolah, pihak sekolah mengatakan baik-baik saja dan tidak masalah.

Saat berusia 6 tahun Coy sudah sekolah di Eagle Elementary School di Fountain, Colorado dan ia menggunakan pakaian perempuan. Bahkan teman-teman sekelas dan guru telah menggunakan kata ganti perempuan untuknya, serta Coy pun menggunakan kamar mandi perempuan.

Tapi sejak Desember lalu, pejabat sekolah mengatakan bahwa Coy tidak bisa lagi menggunakan fasilitas perempuan dan memerintahkannya untuk menggunakan toilet laki-laki atau kamar mandi perawat.

Orang tua Coy, Jeremy dan Kathryn Mathis meminta bantuan pada Transgender Legal and Defense Education Fund (TLDEF) untuk mengajukan keluhan bahwa sekolah telah melanggar hak-hak Coy. Bahkan sejak Natal lalu Coy memilih belajar di rumah. Orang tua khawatir kebijakan ini akan menimbulkan stigma dan bullying terhadap anaknya.

"Kami berfokus bisa membuat Coy kembali ke sekolah. Kami berharap kita bisa menyelesaikan masalah ini dengan cepat demi Coy," ujar direktur eksekutif TLDEF Michael Silverman, seperti dikutip dari ABCNews, Kamis (28/2/2013).

Pihak pengacara sekolah mengungkapkan keputusan ini memperhitungkan dampak masa depan pada anak yang memiliki alat kelamin laki-laki tapi menggunakan kamar mandi perempuan.

Sementara itu, siswa lain dan guru tidak melihat bahwa Coy memiliki alat kelamin laki-laki. Namun sekolah mengatakan nantinya takut orang tua dan siswa menjadi merasa tidak nyaman.

"Kami ingin Coy kembali ke sekolah bersama guru, teman dan kedua kakaknya. Tapi kami takut mengirimnya kembali sampai kami tahu bahwa sekolah memperlakukannya dengan baik," ujar Kathryn.

sumber:detik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar