Kamis, 28 Februari 2013

BNI Raup Laba Bersih Rp 7 Triliun di 2012, Naik 21%

9E33 TITIK APRILLIYANI

 


Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berhasil mencatat perolehan laba bersih sebesar Rp 7,1 triliun selama 2012 atau meningkat 21% dibandingkan pada tahun 2011 yang hanya sebesar Rp 5,81 triliun.

Peningkatan laba bersih perseroan ditopang oleh meningkatnya pendapatan bunga bersih yang mencapai Rp 13,2 triliun atau tumbuh 17,1% di 2012 lebih tinggi dibandingkan perolehan pendapatan bunga bersih di 2011 yang sebesar Rp 15,5 triliun.

Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo mengatakan pertumbuhan laba bersih pada tahun 2012 merupakan hasil inovasi yang terus dilakukan oleh BNI diberbagai lini, baik disektor konsumer & ritel, maupun business banking.

Pengembangan bisnis BNI tidak berhenti pada jasa perbankan konvensional, seperti pemeliharaan rekening atau kredit, melainkan juga perbaikan kualitas pelayanan ekstra, seperti cash management hingga pembiayaan ekspor impor (trade finance), yang menjadi salah satu tulang punggung sumber pendapatan non-bunga.

"Dengan demikian, income yang kami capai ini sudah sustainable, karena pertumbuhan operating income sudah lebih tinggi dibandingkan peningkatan operating expense, yang tumbuh 14,4%," kata Gatot dalam siaran persnya, Kamis (28/2/2013).

Total kredit yang disalurkan BNI sepanjang tahun 2012 yang mencapai Rp 200,7 triliun yang berarti tumbuh sebesar 22,8% diatas realisasi kredit tahun 2011, yang mencapai Rp 163,5 triliun.

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terhimpun disepanjang tahun 2012 sebesar 11,4%, yaitu menjadi Rp 257,7 triliun. Sementara, rasio kecukupan modal (CAR) BNI, berada pada level yang cukup tinggi yaitu 16,7%.

Pada tahun 2012 BNI melakukan investasi signifikan antara lain dengan penambahan 221 outlets dan 2.000 ATM di seluruh Indonesia yang disertai dengan pembukaan kantor wilayah di timur Indonesia, yakni Kantor Wilayah Papua pada 31 Oktober 2012, sehingga pelayanan BNI di daerah yang tengah tumbuh pesat tersebut akan semakin kuat di masa mendatang. Hal ini membuat BNI kedepan semakin kokoh dan mampu menyalurkan kredit lebih besar pada tahun tahun mendatang.

"Meskipun melakukan investasi besar di jaringan layanannya, BNI tetap berusaha untuk lebih efisien. Hal ini ditunjukkan dengan semakin membaiknya Cost to Income Ratio yang turun dari 49,8% pada tahun 2011 menjadi 49,4% tahun 2012," tutur Gatot.

Sumber : detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar