Penyakit pada Sapi Potong
Penyakit merupakan hal yang sangat
merugikan dalam usaha ternak sapi potong, baik usaha pembibitan maupun
penggemukkan. Oleh karena itu usaha pencegahan dan pengendalian penyakit sangat
diperlukan agar sapi yang dipelihara tetap sehat.
Tanda-tanda sapi sehat adalah sebagi berikut:
- Nafsu makan besar dan agakrakus
- Minum teratur (kurang leibih 8
kali sehari)
- Mata
merah, jernih dan tajam, hidung bersih, memamah biak bila istirahat
- Kotoran normal dan tidak
berubah dari hari kehari
- Telinga sering digerakkan, kaki
kuat, mulut basah
- Temperatur tubuh normal
(38,5-39) C dan lincah
- Jarak/siklus berahi ternak
teratur (terutama sapi betina/induk)
Tanda-tanda
sapi sakit adalah:
- Mata suram, cekung, mengantuk,
telinga terkulai
- Nafsu makan berkurang, minumnya
sedikit dan lambat
- Kotoran sedikit, ,mungkin diare
atau kering dan keras
- Badan panas, detak jantung dan
pernapasan tidak normal
- Badan menyusut, berjalan
sempoyongan
- Kulit tidak elastis, bulu
kusut, mulut dan hidung kering
- Temperatur tubuh naik-turun
Dalam
peternakan sapi potong ada berbagai macam jenis penyakit, baik itu yang
disebabkan manajemen yang kurang baik, bakteri, virus, parasit dan agen
penyebab penyakit yang lain.
2.1.1. Penyakit Antrax
(Radang Limpa)
Penyakit
ini tergolong zoonosis disebabkan oleh bakteri Basillus anthracis. Kuman Antrax
dapat membentuk spora dan tahan hidup berpuluh-puluh tahun di tanah, tahan
terhadap kondisi lingkungan yang panas, bahan kimia dan desinfektan.
Oleh sebab itu hewan yang mati karena Antrax
dilarang untuk dilakukan pembedahan pada bangkainya agar tidak membuka peluang
bagi organisme ini membentuk spora. Faktor yang mempercepat penularan penyakit
ini adalah musim panas, kekurangan makanan dan keletihan.
Penularan
dari hewan ke hewan terjadi lewat makanan dan minuman yang tercemar bakteri
antrax. Infeksi pada hewan juga dapat berasal dari tanah yang tercemar spora
Antrax. Bakteri Antrax masuk ke dalam tubuh hewan melalui luka, terhirup
bersama udara atau tertelan bersama makanan dan minuman. Penularan antrax ke
manusia umumnya terjadi secara langsung yaitu kontak dengan hewan penderita
melalui luka, atau bahan asal hewan seperti bulu yang terhirup melalui
pernafasan dan melalui saluran pencernaan bagi orang yang memakan daging hewan
penderita Antrax.
Gejala klinis yang dapat diamati pada hewan :
·
Umumnya bersifat akut dan
per-akut disertai infeksi menyeluruh
·
Kematian mendadak
·
Demam tinggi, gemetar,
berjalan sempoyongan, kondisi
·
lemah, ambruk
·
Diare
·
Peradangan pada Limpa
·
Perdarahan berwarna hitam
pekat seperti teer dari
·
lubang–lubang kumlah (lubang
hidung, lubang anus,
·
pori-pori kulit)
·
Kesulitan bernafas
Gejala klinis pada manusia antara lain :
· Antrax tipe kulit umumnya
ditandai dengan lesi (semacam borok) yang khas dimulai dari bintil kecil
berwarna merah, menimbulkan rasa gatal yang kemudian meluas dan terbentuk
jaringan parut berwarna hitam
·
Pembengkakan kelenjar limfe
regional
·
Infeksi menyeluruh dapat
terjadi pada penyakit yangberlanjut
· Antrax tipe pernafasan umumnya diikuti dengan
gejala sesak di daerah dada yang disertai dengan kebiruan dan umumnya diikuti
kematian dalam waktu 24 jam
Manajemen Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit pada Ternak
2.1.2. Septichaemia
Epizootica (SE/Ngorok)
Penyebab
penyakit ini adalah kuman Pastuerella multocida serotipe 6B dan 6 E, kuman ini
suka hidup ditempat yang dingin dan lembab. Faktor pemicu terjadinya infeksi
berupa; cekaman atau stess seperti terlalu banyak dipekerjakan, pemberian pakan
yang berkualitas rendah, kandang yang penuh dan berdesakan, dan kondisi pengangkutan
yang melelahkan pada ternak.
Penularan
dari hewan sakit ke hewan yang sehat atau pembawa terjadi melalui kontak
makanan dan minuman serta alat-alat tercemar ekskreta hewan penderita (air liur,
urin dan feses). Kuman yang jatuh ke tanah, bila mendapatkan kondisi yang
lembab dan dingin dapat berkembang dan menulari hewan ternak yang digembalakan
di tempat tersebut.
Gejala Klinis yang dapat diamati :
·
Keluar air liur terus
menerus
·
Kesulitan bernafas (ngorok)
·
Kondisi tubuh lemah dan lesu
·
Suhu tubuh meningkat sampai
diatas 41 0C
·
Tubuh gemetar
·
Selaput lendir kemerahan
·
Terdapat busung pada kepala,
tenggorokan, leher bagian bawah sampai gelambir
·
Pada bentuk dada terdapat
tanda-tanda peradangan paru yang diikuti dengan keluarnya ingus dan kesulitan
bernafas Pada kondisi kronis hewan menjadi kurus dan sering batuk, nafsu makan
terganggu
Pencegahan:
·
Pada daerah bebas SE
dilakukan karantina yang ketat terhadap pemasukan hewan ternak ke daerah
tersebut.
·
Bagi daerah tertular
dilakukan vaksinasi terhadap ternak yang sehat dengan oil adjuvant setidaknya
setahun sekali.
·
Bangkai hewan yang sakit
dibakar atau dikubur
·
Bersihkan kandang dengan
disinfektan
·
Pengobatan dilakukan dengan
antibiotika Oxytetracyclin,
·
Streptomycin atau Preparat
sulfa (sulfamezathine).
·
Ternak yang tertular dapat
dipotong dan dagingnya dapat dikonsumsi dibawah pengawasan dokter hewan.
Jaringan yang sudah rusak seperti paru-paru harus dibuang dan dimusnahkan
dengan dibakar/dikubur. Karkas yang sangat kurus karena penyakit yang berjalan
kronis dimusnahkan.
2.1.3. SURRA
(TRYPANOSOMIASIS/Penyakit Mubeng)
Penyakit surra merupakan
penyakit parasit yang disebabkan oleh protozoa Trypanosoma evansi. Parasit inimhidup
dalam darah induk semang dan memperoleh glukosa sehingga dapat menurunkan kadar
glukosa darah induk semangnya. Menurunnya kondisi tubuh akibat cekaman misalnya
stress, kurang pakan, kelelahan, kedinginan dan sebagainya merupakan faktor
yang memicu kejadian penyakit ini. Penularan terjadi secara mekanis dengan
perantaraan lalat penghisap darah seperti Tabanidae, Stomoxys, Lyperosia,
Charysops dan Hematobia serta jenis arthropoda yang lain seperti kutu dan
pinjal
Gejala Klinis yang dapat diamati :
·
Gejala Umum meliputi demam,
lesu, lemah, nafsu
·
makan berkurang, lekas
letih.
·
Anemia, kurus, bulu rontok,
busung daerah dagu
·
dan anggota gerak dan
akhirnya akan mati.
·
Di daerah endemik ternak
mungkin terkena infeksi tetapi tidak terlihat adanya gejala.
·
Keluar getah radang dari
hidung dan mata.
·
Selaput lendir terlihat
menguning.
·
Jalan sempoyongan, kejang
dan berputar-putar (mubeng) disebabkan karena parasit berada dalam cairan
Cerebrospinal sehingga terjadi gangguan saraf.
·
Pencegahan dapat dilakukan
dengan Pembasmian serangga penghisap
Beberapa
jenis penyakit yang dapat meyerang sapi potong adalah cacingan, Penyakit
Mulut dan Kuku (PMK), kembung (Bloat) dan lain-lain
sumber : http://etikafarista.blogspot.com/2012/12/makalah-pengendalian-penyakit-pada-sapi.html