Rabu, 23 Januari 2013

Tawuran antar pelajar

9I32 SYARIFUDIN
Tawuran Antar Pelajar di Indonesia Bukti Sekolah Tidak Tegas

Artikel tawuran pelajar, kasus tawuran antar pelajar yang sedang ramai saat ini mengharuskan sekolah yang dinilai mempunyai otoritas untuk menangani penyebab tawuran pelajar. Yunita (19), kakak kandung Alawy Yusianto Putra, korban tewas dalam tawuran antar pelajar SMAN 70 dan SMAN 6 Jakarta Selatan pekan lalu, menilai, sekolah bisa mencegah pelajar tawuran melalui ketegasan dalam penegakan aturan.

"Sekolah saya dulu jarang banget ada masalah tawuran. Guru-gurunya semuanya keras. Yang tawuran langsung dikeluarkan," kata alumni SMA Negeri 47 Tanah Kusir, Jakarta Selatan itu saat ditemui Kompas.com di Markas Polres Metro Jakarta Selatan.



dampak tawuran pelajar

Menurut Yunita, tawuran pelajar sma ataupun juga tawuran pelajar stm yang kerap terjadi antara SMAN 6 dan SMAN 70 menjadi bukti lemahnyanya sanksi yang diterapkan sekolah kepada para pelajar yang terlibat. Para pelajar kedua sekolah di kawasan Kebayoran Baru itu, lanjutnya, akhirnya tak pernah jera terlibat dalam pertikaian terbuka.

"Akhirnya sudah jadi kebiasaan dan lebih sulit untuk ditangani," sambung mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia itu.

Hal senada juga disampaikan oleh kuasa hukum keluarga Alawy, Ramdhan Alamsyah. Menurutnya, sekolah memiliki tanggung jawab dalam menangani kasus tawuran, khususnya dalam pemberian sanksi yang tegas terhadap pelajar yang terlibat. Bila sekolah tidak bersikap tegas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Dinas Pendidikan perlu menjatuhkan sanksi terhadap sekolah yang lari dari tanggung jawab itu.

"Kami ingin penyelesaian yang menyeluruh. Kementerian atau dinas seharusnya bisa memberi sanksi, misalnya dengan menurunkan status akreditasi sekolah," kata Ramdhan.

Ramdhan menilai, sekolah bisa dicap tidak tegas selama melakukan pembiaran tanpa memberikan teguran keras. Sayangnya, lanjut Ramdhan, sekolah-sekolah tersebut tetap menyandang status sekolah bergengsi.

"Lucu tetapi ironis, sekolah seperti SMA 6 dan SMA 70 punya embel-embel internasional tetapi nyatanya hanya jadi biang tawuran," tuturnya.

Kasus tawuran pelajar bogor,tawuran pelajar sukabumi seharusnya semakin membuat kita menyadari dan memberi pengertian tawuran pelajar yang sesungguhnya tidak memberi manfaat sama sekali. justru hanya mencoreng muka pendidikan di negara kita.
Sumber:beritaduo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar