Minggu, 27 Januari 2013

BAHAYA NARKOBA

9I11 EVON NOVIYANTI
BAHAYA NARKOBA

  Pada saat ini, jumlah pengguna narkoba semakin meningkat. Perkiraan kenaikan jumlah pemakai narkoba dapat dilihat dari jumlah pemakai yang menghuni rumah sakit, termasuk pengunjung RSKO ( Rumah Sakit Ketergantungan Obat) dan tertangkapnya para pengedar narkoba. Sebagai contoh di RSKO Jakarta, tercatat bahwa pengunjung RSKO antara Januari hingga Juni 1999 sebagian besar adalah siswa-siswa SMA dan tamatan SMA. Selain itu, ditemukan juga siswa-siswa SD sebagai pengunjung RSKO tersebut. Pada tahun 1999, sembilan juta orang menjadi pecandu narkoba.
  Meningkatnya jumlah pengguna ini terkait dengan pengedaran narkoba. Di Jawa Barat misalnya, diduga bahwa peredaran-peredaran narkotika dan obat-obatan terlarang sudah berada pada tingkat mengkhawatirkan. Jaringan dan peredaran narkoba sekarang telah menjarah berbagai lapisan masyarakat, mulai dari lingkungan kelas menengah dan atas, perkotaan hingga kalangan perdesaan.
  Ada 4 hal yang membuat suatu zat tertentu disebut narkoba. Setelah menggunakan zat tersebut maka akan timbul keinginan yang tak tertahankan terhadap zat yang terkandung dalam narkoba, ada kecenderungan untuk menambah dosis, fisik merasa terganggu jika tidak mengkonsumsi zat tersebut (gejala putus zat, sakraw) dan adanya ketergantungan secara psikis (gelisah, emosional).
  Beberapa jenis bentuk narkoba adalah putau, ganja, sbau-sabu dan ekstasi. Putau berisi heroin yang sangat membuat ketergantungan, berbentuk bubuk, warnanya putih sampai coklat tua. Ganja berisi zat kimia (delta -9 tetra hidrokanabinol) yang dapat mempengaruhi cara melihat dan mendengar sesuatu. Bentuknya berupa tanaman ganja yang dikeringkan. Sabu-sabu adalah kristal yang berisi methamphetamine yang membuat tubuh merasa lebih kuat meski sebenarnya tidak. Ekstasi berbentuk tablet atau kapsul berisi tiga sampai empat methylendioxy methamphetamine (MDMA).
  Pemakai putau akan mengalami dampak buruk, berupa penyakit HIV atau AIDS, hepatitis, radang atau gagal ginjal, kerusakan pusat saraf, impotensi, penurunan hormon testosteron, pembengkakan jantung. Sabu-sabu dapat mengakibatkan paranoid, dehidrasi, insomnia, amnesia, tulang menjadi rapuh dan radang ginjal. Akibat dari ganja adalah paranoid, bronkitis, kanker paru-paru, rusaknya sistem saraf dan darah. Akibat buruk ekstasi adalah hiperaktif, apatis (cuek), insomnia, halusinasi, kerusakan sistem saraf dan lain-lain.
  Catatan korban jiwa akibat narkoba di Indonesia pada tahun 1996 adalah 1.759 anak di bawah umur 14 tahun meninggal. Sedangkan pada tahun 1997, 1.563 anak di bawah umur 14 tahun meninggal, dan pada tahun 1998, 228.000 orang meninggal.


TERIMA KASIH :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar