Jumat, 25 Januari 2013

kebudayaan indonesia

9113gitafitri Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni: “ Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya, Semarang: P&K, 199 ” Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama. Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional” Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari UUD 1945 Pasal 32. Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan eksistensi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara gamblang. Sebelum di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan bangsa yang sudah berada pada posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari Banga Indonesia yang sudah sadar dan mengalami persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional.[1] [sunting]Wujud kebudayaan daerah di Indonesia Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda. Berikut ini beberapa kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya: [sunting]Rumah adat Rumah gadang, rumah adat sumatera barat Berikut adalah daftar rumah adat di Indonesia[2]: Aceh: Rumoh Aceh Rumah Krong Bade Sumatera Utara: Rumah Balai Batak Toba Rumah Bolon Omo Sebua (Nias) Sumatera Barat: Rumah Gadang Uma (Mentawai) Riau: Selaso Jatuh Kembar Lontiok Kepulauan Riau: Rumah Belah Bubung Jambi: Rumah Panggung Rumah Betiang Bangka Belitung: Rumah Rakit Bengkulu: Rumah Bubungan Lima Sumatera Selatan: Rumah Limas Rumah Ulu Lampung: Nuwo Sesat Jakarta: Rumah Kebaya Jawa Barat dan Banten: Rumah Kesepuhan Yogyakarta: Bangsal Kencono Jawa: Joglo (Jawa Tengah dan Jawa Timur) Tanean Lanjhang (Madura) Bali: Gapura Candi Bentar Nusa Tenggara Barat: Rumah Dalam Loka Samawa (Lombok) Nusa Tenggara Timur: Lopo Sao Ata Mosa Lakitana Rumah Musalaki Kalimantan Barat: Rumah Panjang Kalimantan Selatan : Rumah Banjar Kalimantan Tengah: Rumah Betang Kalimantan Timur: Rumah Lamin Kalimantan Utara: Rumah Baloy Sulawesi Selatan: Bola Soba (Bugis Bone) Balla Lompoa (Makassar Gowa) Sulawesi Barat: Tongkonan (Tana Toraja) Sulawesi Tenggara: Istana Buton Laikas Sulawesi Utara: Rumah Bolaang Mongondow Sulawesi Tengah: Souraja Gorontalo: Bandayo Po Boide Dulohupa Maluku: Balieu (dari bahasa Portugis) Maluku Utara: Sasadu Papua: Honai Papua Barat: Kambik (suku Moi) Rumsram (Biak) Jew (Asmat) Harit (Maybrat-Teminabuan) Kun (suku-suku sekitar DAS Mamberamo-Sarmi) [sunting]Tarian Tari tradisional, bagian dari budaya daerah yang menyusun kebudayaan nasional Indonesia Artikel utama untuk bagian ini adalah: Tarian Indonesia Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri; Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan pemerintah. Untuk keperluan penggolongan, seni tari di Indonesia dapat digolongkan ke dalam berbagai kategori. Dalam kategori sejarah, seni tari Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga era: era kesukuan prasejarah, era Hindu-Buddha, dan era Islam. Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, dapat terbagi dalam dua kelompok, tari keraton (tari istana) yang didukung kaum bangsawan, dan tari rakyat yang tumbuh dari rakyat kebanyakan. Berdasarkan tradisinya, tarian Indonesia dibagi dalam dua kelompok; tari tradisional dan tari kontemporer. Lagu Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar lagu daerah Indonesia Lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta lagu daerah ini tidak diketahui lagi alias noname. Lagu kedaerahan mirip dengan lagu kebangsaan, namun statusnya hanya bersifat kedaerahan saja. Lagu kedaerahan biasanya memiliki lirik sesuai dengan bahasa daerahnya masing-masing seperti Manuk Dadali dari Jawa Barat dan Rasa Sayange dari Maluku Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar lagu nasional Indonesia Selain lagu daerah, Indonesia juga memiliki beberapa lagu nasional atau lagu patriotik yang dijadikan sebagai lagu penyemangat bagi para pejuang pada masa perang kemerdekaan. Perbedaan antara lagu kebangsaan dengan lagu patriotik adalah bahwa lagu kebangsaan ditetapkan secara resmi menjadi simbol suatu bangsa. Selain itu, lagu kebangsaan biasanya merupakan satu-satunya lagu resmi suatu negara atau daerah yang menjadi ciri khasnya. Lagu Kebangsaan Indonesia adalah Indonesia Raya yang diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman. Musik Gamelan Artikel utama untuk bagian ini adalah: Musik di Indonesia Identitas musik Indonesia mulai terbentuk ketika budaya Zaman Perunggu bermigrasi ke Nusantara pada abad ketiga dan kedua Sebelum Masehi. Musik-musik suku tradisional Indonesia umumnya menggunakan instrumen perkusi, terutama gendang dan gong. Beberapa berkembang menjadi musik yang rumit dan berbeda-beda, seperti alat musik petik sasando dari Pulau Rote, angklung dari Jawa Barat, dan musik orkestra gamelan yang kompleks dari Jawa dan Bali Musik di Indonesia sangat beragam dikarenakan oleh suku-suku di Indonesia yang bermacam-macam, sehingga boleh dikatakan seluruh 17.508 pulaunya memiliki budaya dan seninya sendiri.[3] Indonesia memiliki ribuan jenis musik, kadang-kadang diikuti dengan tarian dan pentas. Musik tradisional yang paling banyak digemari adalah gamelan, angklung dan keroncong, sementara musik modern adalah pop dan dangdut. Seni Gambar Jawa: Wayang Sumatera Utara: Tortor [sunting]Seni Patung Jawa: Patung Buto Bali: Garuda Wisnu Kencana Papua: Asmat Pakaian Adat Ulos yang dipakai penari Sigale gale. Berikut adalah daftar pakaian adat di Indonesia: Aceh Ulee Balang Sumatera Utara: Ulos Suri-suri Gotong Gara Gara/Beka buluh Baru Oholu dan Õröba Si’öli (Nias) Sumatera Barat (Minang): Anak Daro Marapule Minang Roki Pakaian Penghulu Pakaian Bundo Kanduang Riau/Jambi (Melayu): Baju Kurung, Sarung dan Songkok Kebaya Laboh Cekak Musang Teluk Belanga Bangka Belitung Kain Cual, Paksian dan Sungkon Sumatera Selatan: Songket Aesan Gede Lampung: Tapis Kikat dan Ketupung Jakarta Baju Koko dan Caping Kebaya Encim/Hwa Kun dan Kembang Goyang Jawa: Batik Beskap dan Blangkon Kebaya Dodotan Baju Pesa'an (Madura) Kebaya Rancongan (Madura) Bali: Kemben Kancrik Kain gringsing Nusa Tenggara Timur: Tenun Ikat Pakaian Tais Beti / Taimuti Kalimantan Barat King Baba King Bibinge Burai King Burai Kalimantan Timur Sarung Samarinda Sulawesi Utara (Minahasa) Wuyang Pasalongan Rinegetan Baju Kurai Baju Banjang Baju Ikan Duyung Tonaas Wangko/Walian Wangko Sulawesi Tengah (Toraja) Kondi Limanan Kalando Limanan Sulawesi Selatan (Bugis/Makassar): Baju Bodo Jas Tutup Baju La'bu Maluku Baju Cele Papua: Manawou Koteka/Holim, Yokal dan Sali (suku Dani) Pummi dan Tok (suku Asmat) Papua Barat: Ewer [sunting]Seni Suara Jawa: Sinden Sumatera Utara: Talibun Gorontalo: Dikili Seni Sastra Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sastra Indonesia Sastra Indonesia adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra di Asia Tenggara. Istilah "Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi terutama dalam cakupan geografi dan sejarah poltik di wilayah tersebut. Sastra Indonesia sendiri dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah Kepulauan Indonesia. Sering juga secara luas dirujuk kepada sastra yang bahasa akarnya berdasarkan Bahasa Melayu (dimana bahasa Indonesia adalah satu turunannya). Dengan pengertian kedua maka sastra ini dapat juga diartikan sebagai sastra yang dibuat di wilayah Melayu (selain Indonesia, terdapat juga beberapa negara berbahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikian pula bangsa Melayu yang tinggal di Singapura. Makanan Contoh hidangan Indonesia khas Sunda; ikan bakar, nasi timbel (nasi dibungkus daun pisang), ayam goreng, sambal, tempe dan tahu goreng, dan sayur asem; semangkuk air dengan jeruk nipis adalah kobokan. Artikel utama untuk bagian ini adalah: Makanan Indonesia Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang tempat penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum dan hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu berasal dari rempah-rempah seperti kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kelapa dan gula aren dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti dari India, Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa. Pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal "masakan Indonesia", tetapi lebih kepada, keanekaragaman masakan regional yang dipengaruhi secara lokal oleh Kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing. Sebagai contoh, beras yang diolah menjadi nasi putih, ketupat atau lontong (beras yang dikukus) sebagai makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia namum untuk bagian timur lebih umum dipergunakan juga jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar. Bentuk lanskap penyajiannya umumnya disajikan di sebagian besar makanan Indonesia berupa makanan pokok dengan lauk-pauk berupa daging, ikan atau sayur disisi piring. Film Poster film Loetoeng Kasaroeng tahun 1926. Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perfilman Indonesia Era awal perfilman Indonesia ini diawali dengan berdirinya bioskop pertama di Indonesia pada 5 Desember 1900 di daerah Tanah Abang, Batavia dengan nama Gambar Idoep yang menayangkan berbagai film bisu. Film pertama yang dibuat pertama kalinya di Indonesia adalah film bisu tahun 1926 yang berjudul Loetoeng Kasaroeng dan dibuat oleh sutradara Belanda G. Kruger dan L. Heuveldorp. Saat film ini dibuat dan dirilis, negara Indonesia belum ada dan masih merupakan Hindia Belanda, wilayah jajahan Kerajaan Belanda. Film ini dibuat dengan didukung oleh aktor lokal oleh Perusahaan Film Jawa NV di Bandung dan muncul pertama kalinya pada tanggal 31 Desember, 1926 di teater Elite and Majestic, Bandung. Perfilman Indonesia sendiri memiliki sejarah yang panjang dan sempat menjadi raja di negara sendiri pada tahun 1980-an, ketika film Indonesia merajai bioskop-bioskop lokal. Film-film yang terkenal pada saat itu antara lain, Catatan si Boy, Blok M dan masih banyak film lain. Bintang-bintang muda yang terkenal pada saat itu antara lain Onky Alexander, Meriam Bellina, Lydia Kandou, Nike Ardilla, Paramitha Rusady, Desy Ratnasari. Selain film-film komersil, juga ada banyak film film nonkomersil yang berhasil memenangkan penghargaan di mana-mana yang berjudul Pasir Berbisik yang menampilkan Dian Sastrowardoyo dengan Christine Hakim dan Didi Petet. Selain dari itu ada juga film yang dimainkan oleh Christine Hakim seperti Daun di Atas Bantal yang menceritakan tentang kehidupan anak jalanan. Tersebut juga film-film Garin Nugroho yang lainnya, seperti Aku Ingin Menciummu Sekali Saja, juga ada film Marsinah yang penuh kontroversi karena diangkat dari kisah nyata. Selain itu juga ada film film seperti Beth, Novel tanpa huruf R, Kwaliteit 2 yang turut serta meramaikan kembali kebangkitan film Indonesia. Festival Film Indonesia juga kembali diadakan pada tahun 2004 setelah vakum selama 12 tahun. sumber:wilkipedia bahasa indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar