Kamis, 28 Februari 2013

2 CARA (SEDERHANA) MENJADI PENULIS



9106 AFRILIYENI
2 Cara (Sederhana) Menjadi Penulis Berkualitatas
MENJADI blogger dan penulis itu mudah. Hanya dengan membuat sebuah blog atau akun di platform tertentu Anda sudah bisa menyebut diri sebagai blogger. Hanya dengan membuat minimal 1 tulisan Anda sudah bisa disebut penulis.
Namun menjadi blogger dan penulis saja tidak cukup. Di era penuh persaingan saat ini Anda harus mengupayakan diri menjadi blogger atau penulis berkualitas, atau penulis profesional, supaya apa yang ditulis bisa memberi dampak dan menghadirkan nilai tambah untuk pembaca.
Bagaimana caranya menjadi blogger dan atau penulis profesional? Ada dua cara sederhana yang bisa dilakukan. Yakni banyak membaca dan banyak menulis.
Hanya segitu? Ya. Hanya segitu. Sesederhana itu? Ya.
Kita mulai dengan membaca. Apa saja yang perlu dibaca? Dari sisi kualitas ada dua jenis bacaan atau tulisan. Yakni tulisan yang bagus dan yang jelek. Untuk menjadi penulis berkualitas dan profesional, Anda harus membaca tulisan yang bagus dan juga yang jelek.
Apa kriteria tulisan yang bagus? Pada dasarnya, bagus atau tidak itu relatif dan terkadang tergantung selera (sama halnya dengan misalnya musik atau film, yang penentuan bagus tidaknya relatif). Tapi umumnya, sebuah tulisan disebut bagus jika memenuhi beberapa aspek teknis seperti tata bahasa, kosa kata, cara bertutur, gaya bahasa, dan sebagainya.
Tulisan juga disebut bagus jika bisa menggugah emosi pembaca. Anda pasti pernah membaca ulasan tentang resep masakan, dan begitu selesai Anda tiba-tiba merasa sangat lapar. Atau membaca tulisan tentang politik dan begitu selesai Anda bergumam, “Betul juga sih, pemimpin kita lamban dan gak tegas…” Atau membaca sebuah feature dan begitu selesai Anda tiba-tiba merinding, atau merasa dada berdebar dan mata seperti berpasir. Atau membaca tulisan tentang korupsi dan begitu selesai Anda tiba-tiba menjadi sangat marah dan rasa-rasanya ingin mengambil pisau dapur dan menikam semua koruptor. Atau membaca tips menulis dan begitu selesai Anda tiba-tiba merasa punya semangat untuk cepat-cepat menulis… Jika pernah merasakan hal ini, artinya Anda baru saja membaca tulisan yang bagus!!
Jika menemukan tulisan seperti itu, simak baik-baik. Pelajari bagaimana cara penulisan, bagaimana si penulis memilih kosakata, bagaimana dia merangkai kalimat menjadi paragraf, dan sebagainya.
Di mana menemukan tulisan yang bagus? Di Kompasiana Anda bisa dengan mudah menemukan banyak tulisan yang bagus. Patokan utama, tentu tulisan yang terpilih menjadi headline atau yang terekomendasi. Namun banyak juga tulisan yang gak terpilih menjadi headline yang juga bagus. Saya sendiri banyak belajar dari sejumlah tulisan di Kompasiana. Saya mendapat banyak sekali ilmu yang umumnya langsung dipraktekkan (kendati banyak menyerap ilmu namun saya belum juga menjadi penulis berkualitas dan profesional, hehehe. Masih jauuuuuhhhh).
Selain tulisan bagus, sesekali Anda juga bisa ‘memaksakan diri’ membaca tulisan yang jelek. Membaca tulisan yang mutunya jelek diperlukan sebagai pembanding dan pengingat, agar Anda tidak melakukan hal yang sama.
Sama seperti tulisan yang bagus, kriteria tulisan yang jelek juga relatif. Namun umumnya tulisan disebut jelek jika tata bahasanya buruk, miskin kosa kata, gaya bahasa berbelit, tidak fokus dan sebagainya. Ciri yang mudah dikenal adalah tulisan itu menjadi tidak menarik.
Anda mungkin pernah menemukan sebuah tulisan, dan setelah membaca hingga alinea ketiga Anda memutuskan untuk mengakhiri dan pindah ke tulisan lain. Atau membaca tulisan dan setelah dua alinea anda cepat-cepat pindah ke kolom komentar guna berkomentar basa-basi. Atau membaca sebuah tulisan dan setelah selesai, Anda menggaruk kepala yang tidak gatal dan bergumam: Dia ini ngomong apaan sih? Gak jelas!!! Jika pernah mengalami yang seperti ini, kemungkinan besar Anda baru saja membaca tulisan yang jelek.
Jika ‘beruntung’ menemukan yang seperti ini, pelajari baik-baik. Apa yang membuat Anda merasa bosan? Apa yang membuat tulisan itu menjadi tidak menarik? Catat poin yang Anda temukan. Poin-poin ini kemudian dijadikan tanda awas ketika Anda menulis.

Menulis dan terus menulis
Setelah banyak membaca, Anda tentu saja harus banyak menulis. Banyak membaca saja tidak akan membuat Anda menjadi penulis.
Banyak penulis atau blogger pemula yang enggan menulis karena takut jika tulisannya jelek. Padahal membuat tulisan yang jelek itu wajar dan alamiah. Semua penulis hebat di Kompasiana saat ini pasti mengawali karyanya dengan tulisan yang jelek, bahkan mungkin sangat jelek. Kenapa mereka kini menjadi penulis dengan kualitas kelas satu, karena mereka terus menulis, terus mengevaluasi mutu tulisan, dan terus belajar. Menulis jelek itu wajar sepanjang Anda tidak menjadikannya kebiasaan.
Apa yang harus ditulis? Ya apa saja. Yang disarankan adalah tuliskan topik atau tema yang Anda sukai, atau bidang yang dikuasai. Atau bagikan pengalaman. Jika suka sinetron tulislah tentang sinetron. Jika Anda seorang guru, tulislah topik terkait pendidikan. Jika punya pengalaman unik di sebuah restoran, misalnya, tuliskan hal itu. Tak perlu pusing dengan mutu tulisan. Dunia gak akan kiamat jika Anda membuat tulisan yang jelek. Anda gak akan ditangkap KPK jika menulis jelek. Matahari akan tetap bersinar dan burung akan tetap berkicau.
Jadi, teruslah menulis dan menulis. Semakin sering menulis Anda akan menemukan irama dan gaya. Ibarat lagu, lama-kelamaan Anda akan menemukan nada yang tepat. Anda akan lebih fasih berolah kata dan bisa menemukan teknik yang tepat bagaimana merealisasikan gagasan dalam bentuk kata-kata. Jika terus menulis, sambil terus belajar dan mengamati tulisan orang lain, lambat laun kualitas tulisan Anda akan meningkat.
Banyak membaca dan banyak menulis  adalah dua cara sederhana untuk menjadi penulis berkualitas dan profesional. Namun, tentu saja, dua cara ini bukanlah jalan pintas. Menjadi penulis profesional adalah pelajaran seumur hidup yang harus dilakoni dengan gembira dan antusiasme tinggi.
Sumber : Internet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar