Kamis, 28 Februari 2013

Banjir Jakarta, Jumlah Penderita DBD Menurun

9D31 SITI NURBAITILLAH




JAKARTA, - Banjir yang melanda Jakarta pada Januari lalu rupanya membawa dampak positif dalam hal lain, yaitu menurunnya jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD). Data yang ada di bulan Januari 2013 memperlihatkan, jumlah penderita DBD menurun dibanding Januari 2012. Ini dikarenakan, intensitas hujan yang tinggi menyebabkan beberapa tempat banjir.

Hal tersebut disampaikan Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, Kurnianto Amien, di Jakarta, Kamis (21/2/2013).

"Ada 199 orang Januari 2013, turun dibanding Januari 2012 yang 290 orang. Karena telur-telur mereka (nyamuk Aedes Aegepti) banyak yang hanyut terbawa banjir," kata Kurnianto.

Kurnianto mengingatkan masyarakat akan segera datangnya musim pancaroba pada Februari-Maret yang biasanya disertai menurunnya intensitas hujan dan seringkali pada periode tersebut rawan akan maraknya penyakit DBD. Untuk itu masyarakat diimbau untuk mewaspadai genangan air di lingkungan sekitar tempat tinggal yang biasa menjadi sarang perkembangbiakan nyamuk.

"Karena setelah hujan yang langsung panas biasanya akan timbul genangan-genangan tempat untuk nyamuk itu berkembang biak. Mulai waspada akhir Februari-Maret ini," ujar Kurnianto.

Untuk itu, kata Kurnianto, langkah antisipasi yang bisa dilakukan masyarakat adalah dimulai dengan langkah pencegahan dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Kegiatan ini harus dilaksanakan secara bersamaan agar nyamuk dan jentiknya tidak pindah dari satu rumah ke rumah yang lain. Jentik dan nyamuk hanya hilang jika dibuang dengan menggunakan bubuk Abate.

Jikaada warga yang terkena gejala demam disertai bintik merah, kata Kurnianto, maka harus segera dibawa ke Puskesmas.

Untuk langkah pemberantasan, pihak Puskesmas nantinya akan menerjunkan tim petugas di lingkungan permukiman warga untuk meneliti adanya potensi perkembangbiakan jentik dan nyamuk aedes aegypti. Jika memang ditemukan potensinya akan dilakukan pengasapan untuk memberantas nyamuk dewasa.

"Biasanya radius yang akan dicek dari rumah penderita lima rumah kiri, kanan, depan, belakang, atau radius 100 meter sekelilingnya. Masyarakat perlu tahu bahwa pengasapan itu bukan bagian dari pencegahan tetapi tindak lanjut apabila sudah ada kasus," kata Kurnianto.

sumber:KOMPAS.COM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar