Kamis, 28 Februari 2013

PDI-P Tuding Aher Gunakan Dana APBD untuk Pilkada

9D31 SITI NURBAITILLAH





JAKARTA, Tim pemenangan Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki (Paten) menuding pasangan calon gubernur dan wakil gubernur (cagub/cawagub) Jawa Barat Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar menggunakan dana APBD untuk kampanye Pilkada Jabar.

Tudingan itu disampaikan Sekretaris Tim Pemenangan Paten, Abdy Yuhana, dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (28/2/2013) malam. Abdy menyatakan, pihaknya menemukan sejumlah indikasi kecurangan pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat (Jabar).

Cagub Jabar Ahmad Heryawan, seperti diklaim Paten, berkeliling ke sejumlah daerah dan menjanjikan memberikan bantuan itu. Tak lama kemudian, dana dicairkan. Padahal, Heryawan pernah menyatakan bantuan belum dicairkan. Paten menyatakan memiliki bukti tersebut.

Di sisi lain, lanjut Abdy, indikasi kecurangan itu terlihat lewat adanya dugaan money politic hingga pengarahan untuk memilih pasangan Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar (Aher-Demiz) di rumah sakit umum daerah (RSUD) di Cirebon.

"Sejauh ini ada tahapan proses yang tengah kami dalami dan sekarang ini justru muncul bukti-bukti adanya dugaan pelanggaran dan kecurangan yang dilakukan oleh pasangan Aher-Demiz," kata Abdy Yuhana.

Kecurangan berupa money politic, lanjut Abdy, tecermin dari pemanfaatan dana APBD. Dana rakyat yang ditaksir mencapai angka Rp 4,5 miliar itu digelontorkan secara besar-besaran sepanjang Februari. Bentuknya, kata dia, lewat bantuan desa yang diberikan kepada 45 desa di wilayah Jabar.

"Setiap desa diberikan bantuan Rp 100 juta. Daerah-daerah yang menerima bantuan itu di antaranya tersebar di Tasik, Cianjur, Banjar, Ciamis, sampai Cirebon," katanya.

Selain bantuan desa, Abdy menemukan pula fakta dugaan kecurangan lewat bantuan yang diberikan kepada pesantren ataupun kelompok tani. Bantuan tersebut berbentuk dana hibah.

"Peningkatannya mencapai lebih 100 persen. Jika sebelumnya hanya ada Rp 1,4 triliun, maka jelang pencoblosan ini dana hibah yang diberikan itu mencapai sekitar Rp 4 triliun. Data-data itu sudah kami peroleh."

Hal lainnya lagi, kata Abdy, adanya dugaan mengarahkan para pasien di RSUD untuk memilih pasangan nomor 4 tersebut. Temuan itu didapat di RSUD di Cirebon. Ia mengatakan, temuan ini sangat disesali dalam upaya mewujudkan pemilu yang jujur dan adil.

Abdy juga mencontohkan bagaimana sikap Panwaslu yang sangat reaktif saat tim Paten memboyong Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terlibat dalam proses kampanye.

"Kecurangan-kecurangan serta adanya sikap yang tak netral dari pihak Panwas sungguh kami sesalkan. Karena seperti dalam hal Jokowi kemarin, Panwas sebenarnya tidak berhak menghukum, tetapi (yang lebih pas) seharusnya adalah KPUD," tandasnya.

Dengan adanya temuan di lapangan ini, Abdy akan terus memantau penghitungan surat suara hingga 3 Maret mendatang. Ia juga tetap yakin bahwa Pilkada Jabar ini akan berlangsung sampai dua putaran.

"Sejauh ini data surat suara C-1 masih belum 100 persen, tapi kami cukup yakin bahwa pemilu ini akan ada dua putaran antara tim Aher dan Paten," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar