Kamis, 28 Februari 2013

Suntikan Minyak Ikan Cegah Kerusakan Otak Pasca Stroke


9C34 TASRIFAH


 Stroke merupakan penyebab utama kecacatan dan kesakitan. Penderita umumnya mengalami penyumbatan otak. Para ilmuwan berupaya menemukan cara mengatasi hal tersebut, antara lain dengan menyuntikkan obat mengandung minyak ikan.

Tim ilmuwan dari Columbia University dan Lousiana State University di New York, melakukan eksperimen pada tikus yang menunjukkan bahwa obat berbasis minyak ikan yang diberikan dalam waktu satu jam setelah serangan stroke bisa menjaga sel-sel otak yang rusak tetap hidup.

Saat ini obat yang tersedia untuk mencegah kerusakan otak pada pasien stroke diberikan dalam kurun waktu empat jam pasca serangan stroke. Obat itu akan memecah sumbatan darah yang menghambat aliran oksigen ke otak, namun tidak bisa mencegah kematian sel-sel. Apalagi kebanyakan pasien stroke sering terlambat di bawa ke rumah sakit sehingga fungsi otak yang mengalami kerusakan sulit pulih 100 persen.

Jika nantinya percobaan pada tikus tersebut juga memberikan hasil sama pada manusia, obat mengandung minyak ikan itu akan menjaga sel-sel otak tetap hidup lebih lama. Dengan demikian pasien yang terlambat datang ke rumah sakit akan terhindar dari kerusakan otak permanen.

Obat tersebut, cairan yang kaya akan asam lemak omega-3 DHA, menggunakan beberapa metode untuk menjaga sel otak tetap hidup, antara lain mengubah gen yang memproduksi protein pelindung.

Asam lemak omega-3 sangat vital untuk fungsi otak dan dibutuhkan dalam perkembangan sistem saraf. Kebanyakan asam lemak ini ditemukan pada ikan laut dalam yang berlemak seperti salmon, tuna, dan makarel. Manfaat lain asam lemak ini adalah antiperadangan yang kuat.

Terapi DHA telah menunjukkan manfaat dalam berbagai penyakit kronik yang disebabkan oleh peradangan, misalnya jantung koroner, asma, artritis, dan penyakit mata degenerasi makular.

"Stroke bisa terjadi pada usia berapa pun, termasuk pada bayi. DHA sudah dipakai secara luas sebagai suplemen harian dan dalam sudut pandang terapeutik, kini ada harapan penggunannya dalam terapi stroke," tulis Dr.Nicolas Bazan, salah satu peneliti.

Para peneliti berencana untuk melakukan ujicoba pada manusia secepatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar