Kamis, 28 Februari 2013

MENJADI PENULIS PROFESIONAL ITU MUDAH

9I06 AFRILIYENI
Menjadi Penulis Profesional Itu Mudah


MEMBACA dapat memberikan berbagai manfaat. Di antaranya menambah wawasan, mencerdaskan otak, membuat bahasa kita menjadi lebih baik, dan masih banyak lagi. Orang yang dapat berargumen panjang lebar, pastilah dia rajin membaca. Bagaimana dia mau menyampaikan pesan jika wawasannya lemah.
Dengan membaca berbagai ilmu terkumpul dalam memori kita, sehingga saat berargumen beberapa ilmu yang telah diserap dalam otak dapat keluar. Karena, meskipun orang pandai bercakap, tapi jika wawasannya sedikit dan jarang membaca, apa yang diungkapkan hanya itu-itu saja. Tak lebih dari apa yang pernah ia saksikan atau baca. Kalau pun ia bisa berargumen panjang, dapat dipastikan apa yang dikatakannya asal-asalan, tidak dari referensi yang jelas.
Tapi memperbanyak wawasan saja tidak cukup. Kita pun perlu menyimpannya di dalam memori. Dan di antara cara untuk menyimpan ilmu yang kita dapat adalah dengan menulis. Memori kita itu mempunyai kapasitas terbatas, dan dengan menulis kita dapat menyimpannya lebih lama. Baik itu menulis ilmu atau pelajaran yang kita dapat, menulis ide atau gagasan, menulis pengalaman, atau pun menulis yang lainnya. Jika kita lupa pada suatu waktu, maka kita bisa membuka tulisan itu untuk mengingatnya.
Manfaat menulis tidak sampai situ. Masih banyak lagi. Menulis pun dapat mempertebal kantong dengan finansial. Tidak disangka, banyak orang yang menyandarkan penghasilannya dari menulis. Penulis buku ilmiah misalnya, ilmunya diperlukan bagi para pelajar atau mahasiswa, sehingga bukunya banyak diminati.
Terlebih penulis novel, mereka bukan hanya mendapat penghasilan cukup, tapi dapat membuat mereka kaya. Contohnya penulis Indonesia Habiburrahman As-Sirrazi dan Andrea Hirata. Terlebih J.K Rowling yang kekayaannya begitu melimpah hanya dengan satu karya: Herry Potter.

Saat Menulis Terasa Sulit
Ya, menulis memang banyak manfaat. Tidak sedikit orang ingin menulis, mengikuti jejak mereka yang telah sukses, namun terkendala saat ingin memulai. Mereka biasanya bingung, mau menulis apa? Terkadang ide-ide itu sudah muncul di kepala, tapi susah untuk mengungkapkannya dalam kata-kata. Jika demikian? Lantas apa yang harus dilakukan? Itulah pertanyaan dasar yang perlu dijawab.
Sebenarnya, menulis itu mudah. Tidak perlu berpikir panjang untuk menuangkan sebuah kata dalam tulisan. Dan kebanyakan orang tidak jadi menulis, karena terlalu lama berpikir: mau menulis apa, sehingga membuat lelah. Karena lelah, mereka pun tidak jadi menuangkannya. Mungkin mereka dapat menulis beberapa paragraf, namun tidak sampai sepuluh paragraf sudah berhenti dan tak mau melanjutkannya.

Karena itu, sebelum menulis kita harus berpikir menulis itu mudah. Jika sesuatu itu mudah, maka kita pun akan menganggapnya sepele dan mau mengerjakannya. Termasuk menulis, jika kita anggap mudah, maka menulisnya pun tanpa tekanan dan akan terasa ringan. Tapi jika dari awal sudah berpersepsi menulis itu sulit, maka menulis akan dianggap sebagai kendala dan sukar memulai.
Kita harus mempunyai pandangan, bahwa menulis hanya sekadar mengetik di komputer atau menuangkan tinta pada kertas. Tidak perlu berpikir rumit, tapi anggaplah menulis itu ringan seringan menuangkan tinta pada kertas.
Mungkin pada saat pertama menulis terasa sulit. Ide yang terkumpul masih sukar dituangkan. Tapi itu hanya sementara, permulaan saja. Jika terus menulis dan mengasahnya, lama-kelamaan menulis pun akan tak ubahnya sarapan. Tidak ada hambatan sama sekali. Bukankah ada istilah “Bisa karena terbiasa?” Istilah itu memang benar adanya. Penulis terkemuka pun bisa menjadi tenar dan profesional tidak akan langsung bisa, tapi melalui proses belajar.
Yang membantu belajar menulis adalah dengan menulis sendiri. Maksudnya, tulis saja yang ada dalam pikiran kita. Untuk permulaan, tidak perlu berpikir tulisan kita harus bagus. Tidak, hal itu salah. Sekali lagi, dengan berpikir tulisan kita harus bagus sedangkan kita belum ada kemahiran dalam menulis, hanya membuat lelah dan berhenti menulis. Karenanya, tulis saja apa yang ada dalam pikiran kita. Masalah bagus atau tidaknya bisa ditentukan di akhir, setelah kita selesai menulis.

Jadikan Menulis sebagai Hobi
Jika demikian, suka timbul pertanyaan. Lantas untuk apa kita menulis, jika tulisan tidak bagus? Siapa juga yang mau membacanya? Dan inilah pertanyaan bodoh. Jangan pedulikan pertanyaan itu. Kita terus saja menulis, sedikit demi sedikit. Jika memang kurang bagus, barulah kita edit di akhir. Karena, jika kita menulis langsung mengedit, maka tulisan itu tak kan pernah selesai. Mungkin bisa selesai, tapi membutuhkan waktu lama, dan risiko tertinggi adalah berhenti karena lelah.
Terkadang pula selera atau mood adalah hambatan saat menulis. Kita sudah mencoba menulis apa yang ada dalam pikiran kita dan tak perlu bagus, tapi tiba-tiba di tengah menulis kita suka merasa malas dan enggan melanjutkannya. Sebenarnya hal itu biasa, penulis terkenal pun pasti pernah merasakannya. Tapi kita jangan tertipu oleh rasa malas itu. Kita harus bisa menghilangkannya. Mungkin dengan memaksakan menulis adalah caranya. Kita usahakan menulis pada saat malas itu, walaupun satu halaman, dan tak jelas apa yang ditulisnya.
Dan yang terpenting adalah masalah waktu. Menulis itu mudah, termasuk menjadi penulis profesional. Terlebih jika mendapat motivasi dari orang-orang terpercaya seperti dosen atau penulis profesional langsung. Namun jika kita tidak pernah memulai, kita pun tak kan pernah menulis. Maka cara yang paling tepat agar menulis itu menjadi mudah adalah dengan memulainya. Kapan? Sekarang juga, tidak ada waktu lagi untuk hari esok. Karena, jika kita menunggu hari esok, ada kemungkinan rasa malas itu datang, dan Anda tak kan pernah jadi menulis.
Bila langkah-langkah di atas sudah dilewati, sudah mulai menulis, terus menulis, dan belajar, dapat mengatasi kemalasan atau mood, dan banyak membaca, hal yang sangat perlu dan harus dilakukan agar menjadi penulis profesional adalah menjadikan menulis sebagai hobi. Dengan menjadikannya sebagai hobi, menulis akan menjadi ‘permainan’ nan menyenangkan. Bukankah hobi itu harus bermanfaat? Dan menulis adalah hobi yang sangat bermanfaat. Kita bisa menuai hasil. Jika tidak finansial, setidaknya ilmu yang kita dapat, tidak mudah hilang dan lenyap dimakan waktu. []
Sumber : Internet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar