9I06 AFRILIYENI
Menjadi Penulis Profesional Itu Mudah
MEMBACA dapat
memberikan berbagai manfaat. Di antaranya menambah wawasan, mencerdaskan otak,
membuat bahasa kita menjadi lebih baik, dan masih banyak lagi. Orang yang dapat
berargumen panjang lebar, pastilah dia rajin membaca. Bagaimana dia mau
menyampaikan pesan jika wawasannya lemah.
Dengan membaca
berbagai ilmu terkumpul dalam memori kita, sehingga saat berargumen beberapa
ilmu yang telah diserap dalam otak dapat keluar. Karena, meskipun orang pandai
bercakap, tapi jika wawasannya sedikit dan jarang membaca, apa yang diungkapkan
hanya itu-itu saja. Tak lebih dari apa yang pernah ia saksikan atau baca. Kalau
pun ia bisa berargumen panjang, dapat dipastikan apa yang dikatakannya
asal-asalan, tidak dari referensi yang jelas.
Tapi memperbanyak
wawasan saja tidak cukup. Kita pun perlu menyimpannya di dalam memori. Dan di antara
cara untuk menyimpan ilmu yang kita dapat adalah dengan menulis. Memori kita
itu mempunyai kapasitas terbatas, dan dengan menulis kita dapat menyimpannya
lebih lama. Baik itu menulis ilmu atau pelajaran yang kita dapat, menulis ide
atau gagasan, menulis pengalaman, atau pun menulis yang lainnya. Jika kita lupa
pada suatu waktu, maka kita bisa membuka tulisan itu untuk mengingatnya.
Manfaat menulis
tidak sampai situ. Masih banyak lagi. Menulis pun dapat mempertebal kantong
dengan finansial. Tidak disangka, banyak orang yang menyandarkan penghasilannya
dari menulis. Penulis buku ilmiah misalnya, ilmunya diperlukan bagi para
pelajar atau mahasiswa, sehingga bukunya banyak diminati.
Terlebih penulis
novel, mereka bukan hanya mendapat penghasilan cukup, tapi dapat membuat mereka
kaya. Contohnya penulis Indonesia Habiburrahman As-Sirrazi dan Andrea Hirata.
Terlebih J.K Rowling yang kekayaannya begitu melimpah hanya dengan satu karya:
Herry Potter.
Saat Menulis
Terasa Sulit
Ya, menulis memang
banyak manfaat. Tidak sedikit orang ingin menulis, mengikuti jejak mereka yang
telah sukses, namun terkendala saat ingin memulai. Mereka biasanya bingung, mau
menulis apa? Terkadang ide-ide itu sudah muncul di kepala, tapi susah untuk
mengungkapkannya dalam kata-kata. Jika demikian? Lantas apa yang harus
dilakukan? Itulah pertanyaan dasar yang perlu dijawab.
Sebenarnya,
menulis itu mudah. Tidak perlu berpikir panjang untuk menuangkan sebuah kata
dalam tulisan. Dan kebanyakan orang tidak jadi menulis, karena terlalu lama
berpikir: mau menulis apa, sehingga membuat lelah. Karena lelah, mereka pun
tidak jadi menuangkannya. Mungkin mereka dapat menulis beberapa paragraf, namun
tidak sampai sepuluh paragraf sudah berhenti dan tak mau melanjutkannya.
Karena itu,
sebelum menulis kita harus berpikir menulis itu mudah. Jika sesuatu itu mudah,
maka kita pun akan menganggapnya sepele dan mau mengerjakannya. Termasuk
menulis, jika kita anggap mudah, maka menulisnya pun tanpa tekanan dan akan
terasa ringan. Tapi jika dari awal sudah berpersepsi menulis itu sulit, maka
menulis akan dianggap sebagai kendala dan sukar memulai.
Kita harus
mempunyai pandangan, bahwa menulis hanya sekadar mengetik di komputer atau
menuangkan tinta pada kertas. Tidak perlu berpikir rumit, tapi anggaplah
menulis itu ringan seringan menuangkan tinta pada kertas.
Mungkin pada
saat pertama menulis terasa sulit. Ide yang terkumpul masih sukar dituangkan.
Tapi itu hanya sementara, permulaan saja. Jika terus menulis dan mengasahnya,
lama-kelamaan menulis pun akan tak ubahnya sarapan. Tidak ada hambatan sama
sekali. Bukankah ada istilah “Bisa karena terbiasa?” Istilah itu memang benar
adanya. Penulis terkemuka pun bisa menjadi tenar dan profesional tidak akan
langsung bisa, tapi melalui proses belajar.
Yang membantu
belajar menulis adalah dengan menulis sendiri. Maksudnya, tulis saja yang ada
dalam pikiran kita. Untuk permulaan, tidak perlu berpikir tulisan kita harus
bagus. Tidak, hal itu salah. Sekali lagi, dengan berpikir tulisan kita harus
bagus sedangkan kita belum ada kemahiran dalam menulis, hanya membuat lelah dan
berhenti menulis. Karenanya, tulis saja apa yang ada dalam pikiran kita.
Masalah bagus atau tidaknya bisa ditentukan di akhir, setelah kita selesai
menulis.
Jadikan Menulis
sebagai Hobi
Jika demikian,
suka timbul pertanyaan. Lantas untuk apa kita menulis, jika tulisan tidak
bagus? Siapa juga yang mau membacanya? Dan inilah pertanyaan bodoh. Jangan
pedulikan pertanyaan itu. Kita terus saja menulis, sedikit demi sedikit. Jika
memang kurang bagus, barulah kita edit di akhir. Karena, jika kita menulis
langsung mengedit, maka tulisan itu tak kan pernah selesai. Mungkin bisa
selesai, tapi membutuhkan waktu lama, dan risiko tertinggi adalah berhenti
karena lelah.
Terkadang pula
selera atau mood adalah hambatan saat
menulis. Kita sudah mencoba menulis apa yang ada dalam pikiran kita dan tak
perlu bagus, tapi tiba-tiba di tengah menulis kita suka merasa malas dan enggan
melanjutkannya. Sebenarnya hal itu biasa, penulis terkenal pun pasti pernah
merasakannya. Tapi kita jangan tertipu oleh rasa malas itu. Kita harus bisa
menghilangkannya. Mungkin dengan memaksakan menulis adalah caranya. Kita
usahakan menulis pada saat malas itu, walaupun satu halaman, dan tak jelas apa
yang ditulisnya.
Dan yang
terpenting adalah masalah waktu. Menulis itu mudah, termasuk menjadi penulis
profesional. Terlebih jika mendapat motivasi dari orang-orang terpercaya
seperti dosen atau penulis profesional langsung. Namun jika kita tidak pernah
memulai, kita pun tak kan pernah menulis. Maka cara yang paling tepat agar
menulis itu menjadi mudah adalah dengan memulainya. Kapan? Sekarang juga, tidak
ada waktu lagi untuk hari esok. Karena, jika kita menunggu hari esok, ada
kemungkinan rasa malas itu datang, dan Anda tak kan pernah jadi menulis.
Bila
langkah-langkah di atas sudah dilewati, sudah mulai menulis, terus menulis, dan
belajar, dapat mengatasi kemalasan atau mood,
dan banyak membaca, hal yang
sangat perlu dan harus dilakukan agar menjadi penulis profesional adalah menjadikan
menulis sebagai hobi. Dengan menjadikannya sebagai hobi, menulis akan menjadi ‘permainan’
nan menyenangkan. Bukankah hobi itu harus bermanfaat? Dan menulis adalah hobi
yang sangat bermanfaat. Kita bisa menuai hasil. Jika tidak finansial,
setidaknya ilmu yang kita dapat, tidak mudah hilang dan lenyap dimakan waktu. []
Sumber : Internet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar